Sabtu, 15 Oktober 2011

Sesi Pemotretan 1431

Lama banget ya g nulis disini..
maklumlah lagi disibukin ma yang namanya SKRIPSI,, (padahal ga juga orang nonton serial korea aja sempat kok)
Ceritanya nieh waktu Lebaran 1432 H (tahun tahun 2011) kemaren sebelum maen ke rumah sodara2 aku sempet minta fotoin ma ayahku. Nieh yg campuran antara efek NARSIS ma BAJU BARU  = OBSESI jadi MODEL yang ga KESAMPAIAN
bener-bener kaya anak kecil ja.

Yang ga habis pikir, ayahku ni mau-mau aja dan malah kesenengen. Posenya waktu lagi foto malah lebih heboh.  Nieh hasil jepretan ayahku. Setting tempat adalah disamping rumah.. hahaha
Coment: Ga habis pikir ma sendal yang aku pake

Foto Diatas itu ngambilnya sampe ayahku jongkok-jongkok... bener-bener deh aku ini. Aku rasa langitnya udah oke banget deh. Tapi asbes samping rumah yang kelihatan jadi bikin gimana gitu.

Coment : Menurutku malah yang jadi fokus mobilnya (Kinclong abissss)

Nah, yang selanjutnya adalah foto dari fotografernya dan ibu dari modelnya.. hahahahaha

Ayahku cakep banget ya.. Ibuku juga cantik banget... (Ngarep dikasih uang saku lebih)
 Foto selanjutnya kita bertiga sekeluarga. Biasanya kalo foto tuh anaknya di tengah eh ni malah ibunya yang ditengah gara-gara anaknya bongsor...

Banyak yg bilang aku g mirip ibu ma ayahku:(

Serasi banget ya...

Sabtu, 11 Juni 2011

Kisah si Iseng

Dimulai dari sekedar iseng-iseng dan pengen tahu,
Penasaran itu akhirnya membuat sedikit demi sedikit menjadi lebih kenal dan akhirnya benar-benar dapat mengenal.
Semuanya berawal dari iseng,
iseng kenalan,
iseng dipanggil,
iseng salaman,
iseng dpt no hapenya,
iseng sms,
iseng ditelpon,
iseng menelpon,
iseng minta tolong,
iseng ditolongin,

dan bagaimana kalau iseng ini ga jadi iseng,
yups akhirnya si tukang iseng ini SUKA beneran,
mampus sudah rasanya,
gara-gara sadar suka yang ada
ga da iseng nyapa,
ga da iseng ngobrol,
ga da iseng sms-an,
ga da iseng dan teman2nya lagi..
semua jadi kaku..
kaku seperti paku yang bisa dibengkokan karena pukulan keras alias keterpaksaan..
Suka ini malah membuat si tukang iseng jadi serba salah jadi pendiem jadi ga asyik lagi,
Tiap malam si tukang iseng ga bisa tidur nyenyak karena kepikiran terus bahkan sampe terbawa mimipi,
Meski ekspresi raut wajah iseng tak pernah peduli tetapi dia peduli sekali,
Khawatir saat dia sakit, khawatir saat dia marah, khawatir saat dia sedih
Mungkin si Iseng menunjukan rasa sukanya dengan caranya,
Cara yg kaku seperti paku,
cara yang aneh
cara yang dibuat sebiasa mungkin meski akhrnya tetep aja ga biasa

Tapi seperti ombak dilaut yang selalu ada kalanya besar dan ada kalanya kecil, maka begitu pulalah hub yang terjadi antara si iseng ini dengannya...
Terkadang dia merasa perasaannya terbalaskan dan tersampaikan,
Terkadang dia merasa bahwa itu hanya keinginannya saja tetapi bukan keinginannya,
Terkadang dia benar-benar tidak ada apa-apanya di hidup orang itu,
Terkadang orang itu berlaku bahwa si iseng dunianya,
Terkadang orang itu berlaku bahwa dia juga suka dengan si iseng,
Terkadang orang itu dengan mudah juga membuat keadaan tak kenal atau tiba-tiba menghilang,

Si iseng pun jadi SUKA ==> Patah hati ==> Sakit Hati ==> Suka ==> Kecewa ==> Capek
Namun, secapek2nya si Iseng, dia tetap punya sedikit ruang yang bernama Suka untuk orang itu, entah bagaimana mulanya meski dia sudah pernah menangis gara-gara dihindari, tak dihiraukan, dimanfaatkan, ditinggalkan dan dibuat sakit karena itu orang mendekati gadis lain, tetap saja dia punya ruang yang terbuak untuk orang itu.

Waktu menjawab segalanya, perasaan, komunikasi yang kurang dan yang jelas KEKAKUAN yang ada membuat lama kelamaan semua yang pernah dilalui itu menjadi bagian hidup, bagian yang biasa-biasa saja.
Bagian yang dapat dikategorikan adalah bagian hidup, menjadi tak spesial lagi.

Sampai dimana akhirnya si Iseng mengetahui bahwa sekarang orang itu memang telah jatuh hati pada yang lain. Pada gadis disana yang jauh lebih cantik, lebih manarik, lebih sabar, dan lebih indah dari dirinya..
Dan hal ini diperjelas dengan tindakan dan perlakuan orang itu kepadanya sekarang,
Ditambah fakta-fakta dari kanan kirinya,,
maka kisah ini berakhir,
Berakhir dengan pembelajaran si Iseng untuk IKHLAS..

Rabu, 23 Maret 2011

Hitam menjadi Pink (2)

Petandingan itu telah sampai pada semifinal  juga. Berarti tugas si Hitam sudah hampir selesai untuk event ini. Gembira juga sieh karena bakal punya banyak waktu buat liburan dan menyenangkan diri di akhir pekan.
Kali ini si Hitam duduk dengan teman yang satu bagian dengannya dan mencoba menyaksikan pertandingan futsal laga semifinal.
"Weits, keren juga permainannya.. sumpah seru habis" celetuk Hitam tiba-tiba
"Iya, kalo kaya gini maennya sih seneng yang nonton" Sahut temannya
"Ini pemain baru, anak keluaran training kemaren ya?, Seingatku yang ikut training hanya 2 orang yang lain itu pasti masih belum ikut training ya?"
" 3 kali, yang di depan satu, di tengah 1 n kipernya tuh juag pernah ikut"
"Lha, yang ditengah itu masak iya ikut training? aku ga pernah lihat tuh, aku kan juga ikut ngisi acara"
"Dia itu udah ikut traning non"
"Masak sih?? enggak ah"
"Heh, kok ngeyel sih, penyakit tu g ilang. Aku kan ngisi acara lebih banyak dan banyak tatap muka langsung. Coba lihat hasil dokumentasi acara itu kalo kamu g percaya"
"Aku tetep g percaya, aku lho g pernah lihat sebelumya" Pendapatnya tetep kekeuh.

Sampai dirumah, langsung menuju laptop dan membuka semua file dokumentasi acara training. Folder yang begitu banyakpun tak menyurutkan niatnya untuk membuktikan bahwa perkataannya benar. Dibukalah satu-satu foto tersebut dan diamati.
Udah jelas beneran aku khan, aku lho inget semua yang ikut training. Lelaki itu memang belum ikut training. Sayang banget belum ikut training padahal sepertinya punya potensi oke.  Celotehnya berheti sampe pada satu foto.
Oh god, beneran kata temenku bahwa dia ikut training. Ngapain dia nyempil-nyempil gini. Halo..!!! kemana aja aku ga sadar ada lelaki ini di acara training.  Sekejap langsung tersadar,
Apa-apan sih aku nih, ngapain juga sampe segitunya buktiin. 

Final pun digelar dengan pertandingan yang seru. Tim para lelaki training itupun memperoleh posisi juara utama. Tanpa sadar sifat usil Hitam keluar
"Selamat ya" Sambil menyalami para pemain itu.
"Makasih" Jawab salah satu pemain
"Ga yang bagian sini juga? " Celetuk salah satu pemain lain dengan menyodorkan pipinya
"Halah, itu sih emang pengen" Jawab Hitam sambil nyengir
sampai akhirnya pada lelaki bersepatu kuning itu
"Selamat ya" Hitam menyalami
Tangan dijabat dan dibalas senyum oleh lelaki bersepatu kuning itu.

Si Hitam terdiam
udah gitu doank?? ga ngomong apa-apa. Hais.. pelit kata-kata amat nih orang.

BERSAMBUNG

Hitam menjadi Pink

Ini kisah Hitam menjadi Pink ....

Suatu saat si hitam bekerja sebagai reporter sebuah event olahraga. Sebenarnya dia bukan meliput sieh, cuma bagian jeprat jepret aja. Ditengah usahanya dalam menyembuhkan hatinya yang telah remuk. Dia tetep tersenyum di dpn teman-temannya. Hari itu event yang dia liput adalah futsal. Yeah, sebenarnya dia lebih suka menjadi penonton ketimbang panas keliling lapangan untuk mengambil gambar dan adegan para pemainya.

Panas itu semakin membulatkan tekatnya untuk mengambil foto dari sisi sebelah utara lapangan saja. Setelah melihat hasil jepretannya, si Hitam sadar dan bosan melihat sudut pengambilan gambar yang itu-itu saja. Dia memutuskan untuk pindah ke sisi timur lapangan. Setelah beberapa saat sampai dibagian timur sudut sebelah selatan. si Hitam merasa yakin akan sudut yang diambilnya. Tangannya sudah siap mengangakat kamera dan mengambil gambar, sebelum sampai pada hitungan ke 3 terdengar
"Hei, fotoin aku donk" teriak lelaki di lapangan futsal itu.
Sejenak si Hitam terdiam dan berpikir, ini orang kok sempet-sempetnya minta foto padahal lagi tanding.
"Sini aku foto, ayo silahkan ambil pose" Teriak balik si Hitam pada pemain futsal itu dengan mengangakat kamera. Namun, pemain futsal itu malah tersenyum malu dan balik teriak "Ga, deh. Ga jadi"
Nah lho, ni orang maunya apaan lagi. Tadi nantang foto sekarang siap di foto malah kagak mau gara-gara malu. 
"Ayo gak apa-apa kok" Teriak si Hitam lagi
"Ga, ah. Ga jadi" Teriak pemain futsal itu sambil tersenyum dan balik lagi ke permainannya.
Dasar orang aneh.  si Hitam melanjutkan tugasnya.

Dalam perjalannya kembali ke tempat duduknnya dia berpikir.Siapa ya lelaki itu tadi, sepertinya dia g pernah lihat wajah itu sebelumnya di tempat ini. Mungkin emang dia ga pernah ikut rangkaian acara sebelumnya pada event ini. Tapi ngapain aku mikirin tuh orang. Oh, ya suaranya.., manis banget. Haish.. apa-apaan ini.

 
BERSAMBUNG

Sabtu, 19 Maret 2011

LONELY

Tetep setia dengan kata "im single n very happy"  itu hanya sebagian dari kejujuran yang ditutupi aja. Mungkin aku belum terlalu banyak bersyukur atas apa yang aku miliki sekarang. Terkadang orang memandang apa yang ada di aku adalah BAIK, ya silahkan saja berkata begitu toh tak ada aturan ataupun undang-undang yang menghukum JUDGE THE PERSON BY THE COVER. Selama ini khan cuma himbauan aja.

Aku ini orang yang paling susah mengutarakan apa mauku. Ga tahu gimana asalnya nih penyakit sampe akhirnya aku hidup bagaikan bertopeng senyum mulu. Orang berpikir, "Apa lagi yg kau cari dalam hidupmu.Yeah hidupmu sempurna". Itulah asal mula dimana akhirnya egoku mendominasi dengan catatan dikasihani orang laen sama dengan menjatuhkan harga diriku. Hah, pikiran yang tepat. Dengan selalu tertawa, teriak, dan bercerita dengan konyol meski itu sebenarnya cerita sedih. Hanya karena tak mau diaksihani orang lain. Membodohkan diri sendiri setelah sadar kesalahanku sebelum orang lain mengatakan itu. Aku tak mengerti sudut pandang dan dunia apa yang kubangun saat ini. Sepertinya telah membentuk benteng yang kuat.

Aku tak meminta bantuan orang lain selama aku bisa dan aku harus bisa semua hal agar aku bisa survive sendiri. Tapi kenyataannya adalah aku manusia biasa dan batas kemampuanku juga sudah habis. Akhirnya aku perlu orang lain juga. Orang lain yang benar-benar orang lain. Bukan sodara maksudku. Tapi tiap kali hatiku ingin meminta tolong maka tiap kali itu pula egoku selalu tak membiarkan dan akhirnya memilih jalan yang bisa menyiksa diriku.

Hal yang paling aku takutkan dalam dunia ini adalah kesendirian. SENDIRI.. rasanya seperti terbunuh pelan-pelan. Cuma berteman dengan benda-benda mati. TV, Laptop, VCD, MP3. Bosan aku sendiri, bosan sangat. Seperti lahir sendiri di dunia ini. Mungkin bagi beberapa orang aku terlalu berlebihan, tak masalah dengan argumennya itu. Pasti yang ada dibenak kalian adalah "TEMAN". Oke aku punya teman, banyak malahan, apa kalian pernah berpikir bahwa teman juga punya kehidupan sendiri. Teman-teman ku punya hal-hal lain yang lebih prioritas dibanding ngurusin kecengenganku dan itu adalah hal wajar. Pikiran lain adalah "SODARA", fine aku berstatus anak tunggal. Ayah dan Ibuku yang selalu ada untukku. Tapi apa mungkin aku bercerita semua hal kepada beliau dimana akhirnya kekhawatiran berlebihan dan akan membebani pikiran mereka. Aku menangis saja ibuku sudah ikut pusing. Aku belum di jemput sampe jam 9 malam aja udah panik ibuku sampe stress bolak balik ke kamar mandi, padahal yang jemput ayahku sendiri. Apakah aku akan tega membuat mereka seperti itu.


PENGAKUANKU ::
1. Aku iri dengan kalian yang memiliki kakak dan adik. Kalian ada yang melindungi dan mengajari hal-hal laen serta paling tidak punya orang yang sealiran sudut pandang. Aku harus belajar semuanya sendiri, melindungi diriku sendiri, menjaga diriku sendiri bahkan apapun aku harus belajar sendiri. Tak ada pengarah seperti kalau mempunyai kakak.

2. Aku iri pada kalian yang mempunyai teman spesial, setidaknya kalian ada tempat untuk berbagi. Pernahkah kalian berpkir suatu ketika kalian sakit dan hanya ada dirimu di tempat itu. Rasanya pengen berteriak, tapi tak ada yang menolong. Bahkan untuk sekedar ke kamar mandi atau beli makan harus dilakukan sendiri padahal itu begitu menyakitkan. Aku pernah. Maka bersyukurlah.  Aku berteman dengan Blog, Note dan semacamnya untuk berbagi dan di cap orang yang ember karena menceritakan hal-hal g penting untuk orang lain.

Senin, 07 Februari 2011

Katanya tentang cinta

Kalau ditanya cinta itu seperti apa?
Aku g bisa menjawab dengan pasti karena memang sampai sekarang pun aku belum nemu jawabannya. Namun, mungkin aku bisa sedikit mengartikannya dari sudut pandangku, ya mungkin banyak orang yang menilai sudut pandang ini sedikit "KUNO", atau "BULSHIT" belaka. Tapi ya begitulah yang aku alami dan rasakan.

Ketika aku benar-benar menyayanginya dan mencintainya, aku g pernah bakal memaksa dia untuk membalasnya bahkan untuk menyukai saja aku g pernah berharap.Bagiku, rasa sayang itu bukan sesutau hal keterpaksaan. Tak perlu merasa terbebani dengan semua itu karena aku hanya menjalankan rasa sayang itu semampuku. Karena aku manusia yang serba dengan keterbatasan. Hanya tuhan yang mampu mencintai dan menyayangi tanpa batas.

Melihat dia dapat tersenyum dan hidupnya baik-baik saja sudah cukup bagiku.

Aku tak akan pernah bisa dicintai ketika aku masih mencintai orang lain. Hatiku benar-benar miliknya meski dia tak benar-benar miliku. Membuka peluang untuk seseorang berpikir dapat mencintai aku itu sama saja membunuhnya dan membunuhku ketika aku masih mencintai orang lain.

***Teruntuk orang yang aku cinta dan sayang disana***

Minggu, 23 Januari 2011

Hanya Karena Minus - Oh Boy

Di tahun kedua gadis itu belajar di SMA itu, dia mendapat rolling di kelas ke-enam utuk Ilmu Alam. Kelas yang dekat dengan Ilmu Sosial. Dia disana tetap seperti itu, tetap ceria (meski hanya dia yang tahu bagaimana sebenarnya dia merasa). Dia tetap dengan pemikirannya bahwa dia adalah gadis biasa dan bukan gadis spesial kecuali bagi keluarganya. Meski keluarganya tetap prihatin dan khawatir dengan penyakitnya, di depan mereka dia tampak tak peduli dengan penyakitnya dan menganggap penyakit itu tak akan membunuhnya (tidak dalam arti sebenarnya membuatnya mati tapi dalam arti lain dapat membuatnya seperti menjadi sosok tak terlihat = mati). Dengan kelas dan yang sebagian besar berisi teman-teman yang baru, dia berusaha menjadi teman yang menyenangkan.

Mungkin sangat melegakan karena akhirnya dia tak harus sekelas dengan si A, cowok yang menganggapnya cewek buruk dan mengerikan serta menjijikan (Baca Part 1 - An Ordinary Girl ). Dia berhak beranggapan seperti itu karena memang gadis yang dekat dengannya hampir semuanya nyaris sempurna. Berhak saja dia membandingkan gadis itu dengan mereka dan menganggap bahwa gadis itu begitu tidak pantas.  Dia di kelas Ilmu Sosial, setidaknya gadis itu berpikir dia tak akan lagi berkesempatan sekelas dengannya untuk rolling tahun depan karena jurusan mereka tak sama.

Terkadang dia juga risih semua orang memandangnya dengan rasa kasihan karena penyakitnya, sebagian lagi menganggap menjijikan dan mungkin sebagian lagi menganggap tak terjadi apapun pada dirinya. Sampai dimana suatu saat dia bermain ke kelas lain yang merupakan kelas teman satu kosnya. Dia hanya menemaninya karena dia datang terlalu pagi kesekolah sehingga kelasnnya masih sepi. Dia memandangi kelas itu, setiap sudutnya sembari mendengarkan cerita temannya tentang teman-temang sekelasnya yang rame, menyenangkan, dan usil. Sesekali dia tertawa mendengar cerita-cerita penghuni kelas itu. Langkah kaki pelajar disana mulai ramai, dia berniat kembali ke kelasnya karena merasa sudah cukup dia menemani temannya. Sampai pada suatu moment ketika Gadis itu hendak keluar dari kelas dia berpapasan dengan cowok yang begitu menyita perhatiannya. Dia hanya bisa heran melihat cowok itu, cowok yang untuk pertama kalinya dia melihatnya begitu indah, begitu tegap, begitu bersinar (setidaknya begitulah yang ada dipikirannya saat itu). Kalau dipikir-pikir lagi mirip dengan adegan di sinetron Indonesia, atau hanya menurutnya saja seperti itu. Tak pernah dia melihat cowok itu sebelumnya, akhirnya dia menyimpulkan bahwa dia adalah siswa baru.

Rasa penasaran tentang siapa siswa baru itupun terjawab. Betapa bodohnya dia (atau memang karena dia tak terlihat diantara siswa-siswa itu) mengetahui bahwa dia bukan siswa baru, dia siswa sekolah itu sejak kelas 1. Dialah siswa yang pernah diceritakan teman sekosannya bahwa dia memiliki teman dengan nama yang berarti makam leluhur orang minahasa. Oh, barulah sadar dia yang dimaksud dengan si Makam itu adalah cowok yang baru bertemu dengannya tadi.(Gobloknya, kemana aja setahun itu non, hadew...)

Dia hanya bisa mengaguminya dari jauh, dari caranya berjalan ketika melewati kelasnya, ketika di kantin. Tak pernah dia mendengar suaranya secara langsung (Menydihkan sekali). Cowok Makam itu begitu indah menghiasi mimpinya serta imajinasinya.  Dia mengenalnya dari cerita teman-temannya yang berteman dengannya. Dia semakin mengaguminya karena si Makam adalah seorang berandalan (Mungkin tidak terlalu tepat tetapi untuk ukuran anak SMA, dia termasuk nakal meski di sekolah seperti Good Boy) yang sangat menyayangi keluarganya. Gadis itu cukup tahu diri dengan menyukainya dari jauh saja sudah cukup. Dia adalah cewek yang tak mungkin dilihatnya sama sekali. Terlalu banyak yang menyukainya dan terlalu bersinar.

Sampai suatu saat dia mendengar cerita tentang si Makam dari temanya
"Tadi kamu ditanyain ma si Makam"
"Hah... (Shock Berat), emang ditanyain apaan?" Jawab gadis itu
"Kok Ordinari Girl sekarang udah bersih, penyakitnya udah sembuh ya" tiru temannya menirukan si Makam
Oke, yang jadi pertanyaan pertama kok dia tahu nama gadis itu darimana padahal gadis g pernah mengenalkan diri di depannya. Bahkan yang paling parah dia sadar kalau si Makam teman seangkatan sejak kelas 1 dan bukan siswa baru saat dia kelas 2. Jawaban dari pertanyaannya adalah tentu saja dia tahu, yang di atahu kan penyakitnya bukan dia. Hampir satu sekolah juga tahu itu. Gadis itu begitu tenggelam tapi penyakitnya begitu populer. Menyedihkan, dikenal oleh orang yang dia suka hanya karena penyakitnya.